Pengalaman penulis dalam alam arwah, selama berkelana lama selkali tidak berjumpa dengan siapa-siapa, saya juga berkeliling menjumpai...
Pengalaman penulis dalam alam arwah, selama berkelana lama selkali tidak
berjumpa dengan siapa-siapa, saya juga berkeliling menjumpai sanak
keluarga,handai taulan, teman-teman yang jadi pejabat , saya lihat
keadaannya aku datangi mereka ,tapi serta merta mereka tidak membukakan
pintu, mereka tak mampu melihat aku, tidak mau melihat sisi lain dari
diriku. Yang mereka lihat hanya sisi hidup mereka sehari-hari yang doyan
dolan ke tempat-tempat kenalannya, tapi mereka sama sekali sudah tak
mau kenal dengan saya , karena saya sudah terlanjur masuk alam ajajil.
Bertemu dalam suasaana berbeda dalam keadaan gentayangan, ada juga yang
gentayangan ke korea arab , amerika, sudan maroko ,Israel dan palestina.
Disisi lain ada berita yang justru mengejutkan tentang masuknya didik kea lam gaib, berita
yang disampaikan dari alam Gaib memberitakan keadaan didik. Ketika saya
memasuki alam itu, saya bertemu arwah-arwah asing lain bergentayangan
dipasar-pasar, yang tidak saya kenal satu-persatu, saya betul-betul
tidak kenal mereka, tetapi mereka sok akrab dengan aku, aku sudah terlau
terkenal di alam arwah, dan aku sudah dinantikan mereka- mereka
kesepian jika aku tidak datang, walau terkadang mereka membuat hati
kesal. Saya tidak diperkenankan bertanya ataupun menjawab pertanyaan ,
melainkan mecengis saja ,atau diam saja.
Orang –oranbg yang biasa saya
kenal di alam arwah , sudah sulit saya ketemukan disini, mulai kang
ramli , kang basas, pak asrab, semua sudah hengkang dari kegaiban pasar,
barangkali sudak pindsah alam, semua yang saya kenal dulu hilang.
Hialng dari dunia alam normal. Arwah meneng artinya piye carane ngejak
ngomong tidak asal ngomong ora kok angger cap ngomongan nggabrul. Nek
apik di bcap , sing bener di catet, dalam catatan buku besar
Di
alam arwah tidak ada orang bercakap-cakap kalau tidak betul-betul
pembicara ulung, kalau sesama arwah bisa berbicara, pasti mereka
berdebat, nati ujung-ujungnya berkelahi, bisa jadi karena tidak dapat
berbicara, ya kalau tidak cocok ya Cuma pakai pengertian, atau langlung
marah dan saling baku hantam. Di lam arwah juga sama , ada jotosan ,
malah banyak jotosan, karena disana tidak ada batas hukum polisi. Ya ada
juga yang berebut tempat, ada yang berebut harta,ada yang berebut perempuan cantik-cantik,
ada yang berebut pangkat, ada yang berebut warisan, umpamanya kalau ia
mau berteduh di suatu teras atau rumah kosong , umpama ada orang
berteduh di suatu teras , lalu ia di iri orang lalu di usir, ada yang
mengalah dan meninggalkan tempat itu diam saja, juga ada
kalau ada arwah baru yang mau ikut berteduh dia welcome saja.tetapi
kalau yang sudah ada disitu adalah pentolan atau preman arwah,
misalnya dalam keadaan hujan dia tidak mau berbagi tempat, ia mengusir
bahkan kadang memukul dan menendang. Emperan teras yang dimaksud bukat
teras seperti orang hidup, tetapi teras alam arwah, dalam kehidupan
arwah, dan bangunan alam arwah,atau rumah dalam alam arwah.
Kemudian
saya mencari-cari di alam arwah itu, apakah ada musholla atau masjid?
ternyata disana juga ada masjid dan musholla , masjidnya bagus ,
mushollanya juga bagus. Waktu mau sholat , saya tersesat, ternyata
musholla alam ghaih, saya pun masuk disana , sholat disana dan sekedar
tiduran disana setelah terjatuh dari sepeda motor di kopeng pada lebaran
lalu.disana tidak ada seorangpun , tapi karpetnya hijau bersih , disana
tidak ada orang berjamaah , mereka bersembahyang tapi tidak kelihatan
yang lainnya, ya keadaannya seperti masjidnya orang hidup beneran , ya
mushollanya orang hidup.waktu aku tunbggu samapi maghrib, saya ikut
sholat berjamaah, sholat ikut mereka , ternyata disini sama saja dengan
sholatnya orang hidup, mereka hanya berlomba-lomba sholat, isinya
seperti biar dihormati sesama alam arwah saja, tidak karena allah. Saya
juga melihat mereka sholat 5 waktu berjamaah disitu, mereka bergurau,
tertawa-tawa , saling mengejek dengan yang lain, saling menipu, saling
mengorbankan, saling menjegal , saling menjelekkan dan saling kentut
yang baunya nggak ketulungan ,makannya jengkol barangkali nggak, atau
mereka makannya apa? Aku juga akhirnya ikut kentut tetpi bau wangi
seperti mimyak kasturi, kentutku berbeda dengan mereka.
Kentut mereka lebih berbau anyir seperti bangkai, karena makanan mereka
dari barang haram barangkali , atau hasil korupsi, atau maling. Setelah
aku perhatikan dengan seksama , ternyata disana ada arwah-arwah bejajil,
jim ,ifrit, demit, setan, iblis, banaspati, gendoruo , wewe gombel,
sundel bolong, semua ikut sholat berjamaah , pake rukuh rapi ,
berdandang cantik dan ganteng layaknya mau sholat Id.
Beberapa arwah kelihatan mau sholat karena di suruh malaikatnya saja ,
atau karena”pekewuh” kalau tidak mau ikut sholat nanti di ingkel-ingkel
malaikat yang bernama Jalil. Di godog di air panas dan di sunduki atau di sujeni
dari anus samapai kepala seperti babi guling oleh malaikat yang bernama
subhan. Dan di masukkan api yang menyala oleh malaikat Malik .ada yang
sholat kepalanya njungkir balik, ada yang pake bathuk, ada yang
sembahyang tapi tidak ada suaranya, jadi hanya jengkang –jengking saja,
kepayahan dari tengah malam sampai fajar berharap dapat mukjizat , dapat
rejeki , pekerjaan , pangkat dan seluruh kebutuhan hidupnya hanya
dengan sholat, ada yang lamcing , begitu salam langsung
plencing, tidak pake do’a-do’anan karena tidak sempat berdo’a, ada yang
suka sholat sendiri-sendiri. Ada yang suka sholat berjamaah, yang sholat
sendiri karena tidak percaya pada kepandaian , kefasihan, ketuaan ,
kesaktian, kekuasaan Imamnya, karena imamnya sering lupa
rekaat sholat dan bacan sholat, akhirnya ia suka sholat sendiri, setelah
sholat baru keluar lagi
.
Lah
sama sekali beda 180 derajat dengan masjidnya orang hidup, karena orang
hidup itu kebutuhannya banyak , lalu para imam menggunakan kekuasaannya
atas masjid dan pesantrennya untuk mencari amalan yang menghasilkan
duit, pura-pura cari sumbangan untuk penghidupan dan kekayaan mereka,
ada juga yang mencuri isi kothak amal mesjid untuk piara kambing atau
sapi mereka , atau berdagang, membuat acara-acara proposal atas nama
masjid, karena ia seorang pengurus masjid ,tetapi hasilnya dipakai
pribadi , menghidupi dirinya dan keluarganya.
Pas saya masuk ikut sholat, malah saya bingung sekali, lafal azan, iqomah, dan lafatz sholatnya jauh sekali berbeda dengan yang diajarkan kepada saya waktu MI,sampai di IAIN, aku heran yang belajar agama yahono yahene malah dianggap tidak bisa apa-apa, termasuk baca qur’an dan khutbah , tetapi mereka yang grathul-grathul baca qur’an, ora karuan makhraj dan tajwidnya , sudah berani memperebutkan jabatan imam di alam arwah, aku jadi kudu edan
dewe. Karena shofnya terlalu rapat berbeda dengan shof waktu di dunia,
aku sempat jeblogan waktu sujud, kamu menghadap ke barat ia mengahadap
ke timur. DIDIK DJEBENG WANGSITALADJA
COMMENTS